Thursday, June 27, 2019

LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN BORAKS PADA MAKANAN



      Hari, tanggal   : Senin, 8 April 2018
      Tempat            : Laboratorium Kimia
            A.    DASAR TEORI
Boraks adalah senyawa berbentuk kristal putih tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natrium tetraborat (NaB4O710H20). Jika larut dalam air akan menjadi hidroksida dan asam borat (H3BO3). Boraks atau asam boraks biasanya digunakan untuk bahan pembuat deterjen, mengurangi kesadarahan air dan antiseptic.
Boraks dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus serta memiliki kekenyalan yang khas. Dengan kemampuan tersebut boraks sering disalahgunakan oleh para produsen makanan yaitu digunakan sebagai bahan pengawet pada makanan yang dijualnya seperti mie basah, bakso, lontong, cilok, dan otak-otak dengan ciri-cirinya tekstur sangat kenyal, tidak lengket, dan tidak mudah putus pada mie basah. Namun begitu boraks merupakan bahan tambahan makanan yang sangat berbahaya bagi manusia karena bersifat racun
Boraks dijual dipasarkan dengan label bleng, dengan maksud menyamarkan identitas aslinya. Bleng ini dapat dibeli dengan harga murah dan didapat dengan mudah, sehingga masyakat banyak menggunakan bahan berbahaya ini. Boraks beracun terhadap semua sel, bila tertelan boraks dapat mengakibatkan efek pada susunan syaraf pusat, ginjal dan hati. Konsentrasi tertinggi dicapai selama ekskresi. Ginjal merupakan organ paling mengalami kerusakan dibandingkan dengan orang lain. Dosis fatal untuk dewasa 15-20 g dan untuk anak-anak 3-6 g.


B.    HASIL

Dari praktikum yang telah dilakukan, hasil yang didapatkan pada sampel “lontong” untuk pemeriksaan boraks, didapatkan kandungan boraks sebesar 50 mg/l pada skala warna tes KIT

           C.    ANALISA HASIL
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, kami dapat menganalisa bahwa sampel lontong tersebut tidak layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat umum, setelah dilakukan uji kimia. Adapun Ciri-ciri fisik dari jajanan tersebut yang mengindikasikan adanya kandungan Boraks adalah keras, tidak dikerumuni lalat, dan elastis. Peraturan yang melarang penggunaan Boraks adalah Permenkes Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan.
Boraks yang terdapat dalam makanan akan diserap oleh tubuh dan disimpan secara kumulatif dalam hati, otak, atau testis (buah zakar), sehingga dosis boraks dalam tubuh menjadi tinggi. Penggunaan boraks dalam jangka panjang dapat menyebabkan demam, depresi, kerusakan ginjal, nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia, kejang, pingsan, koma bahkan kematian. Meskipun bukan pengawet makanan, Boraks sering disalahgunakan untuk mengawetkan berbagai makanan seperti lontong. Selain bertujuan untuk mengawetkan, boraks juga dapat membuat tekstur makanan menjadi lebih kenyal dan memperbaiki penampilan makanan 

            D.    KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uji boraks pada lontong yang telah kami uji ternyata mengandung boraks sebesar  50 mg/l sehingga tidak layak dikomsumsi sesuai permenkes 033 tahun 2012.

           E.     SARAN
1.      Masyarakat harus lebih teliti dalam memilih makanan yang mengandung bahan boraks. Cara memilih lontong yang bebas boraks yaitu baunya lebih natural (bau daun), tekstur lembek dan tidak terlalu padat, lengket saat dipotong, dan lontong yang dimasak tanpa boraks hanya bertahan dalam kurun waktu 2-3 hari saja
2.      Sebagai tenaga kesehatan perlu memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai boraks tentang bahaya-bahayanya apabila digunakan pada makanan dan tidak digunakan sesuai dengan fungsinya.
3.      Perlunya kesadaran masyarakat untuk membantu dalam mencegah boraks agar tidak digunakan dalam produk makanan.
LAMPIRAN 

Sampel Lontong
Menghaluskan Sampel 
Mencampurnya dengan aquades

memanaskan sampel 5 menit 

Memasukkan 5 ml ke tabung 

Mengambil reagen boraks 

Meneteskan ke sampel 3 tetes 

Menghomogenkan reagen dengan sampel 

Meneteskan ke kertas skala

Membandingkan dengan skala warna boraks 

Alat dan Bahan tes KIT boraks 






No comments:

Post a Comment