Friday, June 28, 2019

LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN FORMALIN PADA MAKANAN



Hari, tanggal    : Senin, 8 April 2018
Tempat             : Laboratorium kimia

      A.     DASAR TEORI
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk.  Di dalam larutan formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air dan merupakan anggota paling sederhana dan termasuk kelompok aldehid dengan rumus kimia HCHO.  Formalin biasanya diperdagangkan di pasaran dengan nama berbeda-beda antara lain yaitu: Formol, Morbicid, Methanal, Formic aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene, Methylene aldehyde, Oxomethane, Formoform, Formalith, Karsan, Methyleneglycol, Paraforin, Polyoxymethylene glycols, Superlysoform, Tetraoxymethylene, dan Trioxane.
Formalin biasanya digunakan pada :
1.      Bidang kesehatan : desinfektan dan pengawet mayat
2.      Industri perkayuan dan plywood : sebagai perekat
3.      Industri plastik : bahan campuran produksi
4.      Industri tekstil, resin, karet dan fotografi : mempercepat pewarnaan.
Dari hasil sejumlah  survey dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan sejumlah produk pangan menggunakan formalin sebagai pengawet misalnya ikan segar, ayam potong, mie basah, bakso, ikan asin dan tahu yang beredar di pasaran. Pemakaian formaldehida pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia, dengan gejala: sukar menelan, mual, sakit perut yang akut disertai muntah-muntah, mencret darah, timbulnya depresi susunan syaraf, atau gangguan peredaran darah. Konsumsi formalin pada dosis sangat tinggi dapat mengakibatkan konvulsi (kejang-kejang), haematuri (kencing darah) dan haimatomesis (muntah darah) yang berakhir dengan kematian. Formalin tidak termasuk dalam daftar bahan tambahan makanan (additive) pada Codex Alimentarius, maupun yang dikeluarkan oleh Depkes.  

      B.     HASIL
             Hasil yang didapatkan dari praktikum pemeriksaan formalin pada ikan teri kering adalah Negatif.

      C.     ANALISA HASIL
                  Dari hasil tersebut dapat dianalisis bahwa “ikan teri kering” yang diperiksa dan dibeli di salah satu pasar tradisional, tidak mengandung formalin sehingga layak untuk dikomsumsi, Selain itu sesuai dengan Permenkes Nomor   033 Tahun 2012 tentang BTP (Bahan Tambahan Pangan) untuk tidak menggunakan formalin pada makanan. Ciri – ciri yang ditemukan yang mengindikasikan ikan teri tidak mengandung formalin adalah ikan teri asin berbau tidak sedap dan ada aroma khasnya dan daging ikan teri asin mudah hancur dan rapuh.  Hal tersebut menandakan pula penjual menggunakan pengawet alami seperti garam walaupun harga formalin lebih murah dan menaati peraturan yang berlaku

      D.     KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari pemeriksaaan kandungan formalin pada makanan, yaitu sampel yang diperiksa negatif mengandung formalin sehingga layak untuk dikomsumsi masyarakat.

      E.     SARAN
Sebaiknya sikap penjual yang tidak menggunakan BTP yang berbahaya harus dipertahankan dan dapat menjadi contoh bagi penjual lainnya sehingga tidak merugikan kesehatan masyarakat yang membelinya. Ikan teri kering bebas formalin biasanya cepat busuk dan rusak jika diletakkan di ruangan terbuka, memiliki aroma dan bau khas, mudah hancur dan rapuh, dan mudah dihinggapi lalat.
LAMPIRAN 
Sampel ikan teri kering 

Menghaluskan Sampel dan menambahkan aquades

Memindahkan 5 ml ke kelas kimia

Meneteskan reagen ke sampel 

Mencelupkan 1 detik kertas skala de dalam sampel 

Membandingkan dengan skala warna formalin 

Reagent formalin 





No comments:

Post a Comment