Hari,
tanggal : Senin, 8 April 2018
Tempat :
Laboratorium kimia
A.
DASAR TEORI
Formalin
adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam
larutan formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air dan merupakan
anggota paling sederhana dan termasuk kelompok aldehid dengan
rumus kimia HCHO. Formalin biasanya diperdagangkan di pasaran dengan nama
berbeda-beda antara lain yaitu: Formol, Morbicid, Methanal, Formic aldehyde,
Methyl oxide, Oxymethylene, Methylene aldehyde, Oxomethane, Formoform,
Formalith, Karsan, Methyleneglycol, Paraforin, Polyoxymethylene glycols,
Superlysoform, Tetraoxymethylene, dan Trioxane.
Formalin biasanya digunakan
pada :
1.
Bidang
kesehatan : desinfektan dan pengawet mayat
2.
Industri
perkayuan dan plywood : sebagai perekat
3.
Industri
plastik : bahan campuran produksi
4.
Industri
tekstil, resin, karet dan fotografi : mempercepat pewarnaan.
Dari hasil sejumlah
survey dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan sejumlah produk pangan
menggunakan formalin sebagai pengawet misalnya ikan segar, ayam potong, mie
basah, bakso, ikan asin dan tahu yang beredar di pasaran. Pemakaian
formaldehida pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia,
dengan gejala: sukar menelan, mual, sakit perut yang akut disertai
muntah-muntah, mencret darah, timbulnya depresi susunan syaraf, atau gangguan
peredaran darah. Konsumsi formalin pada dosis sangat tinggi dapat mengakibatkan
konvulsi (kejang-kejang), haematuri (kencing darah) dan haimatomesis (muntah
darah) yang berakhir dengan kematian. Formalin tidak termasuk dalam daftar
bahan tambahan makanan (additive) pada Codex Alimentarius, maupun yang
dikeluarkan oleh Depkes.
B.
HASIL
Hasil yang didapatkan
dari praktikum pemeriksaan formalin pada ikan teri kering adalah Negatif.
C. ANALISA HASIL
Dari hasil tersebut dapat dianalisis bahwa
“ikan teri kering” yang diperiksa
dan dibeli di salah satu pasar tradisional, tidak mengandung formalin sehingga layak untuk dikomsumsi, Selain itu sesuai
dengan
Permenkes Nomor
033 Tahun 2012 tentang
BTP (Bahan Tambahan Pangan) untuk tidak menggunakan
formalin pada makanan. Ciri – ciri yang ditemukan yang mengindikasikan ikan
teri tidak mengandung formalin adalah ikan teri asin berbau tidak sedap dan ada aroma
khasnya dan daging ikan teri asin mudah hancur dan rapuh. Hal tersebut menandakan pula penjual
menggunakan pengawet alami seperti garam walaupun harga formalin lebih murah
dan menaati peraturan yang berlaku
D.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari pemeriksaaan kandungan formalin pada makanan,
yaitu sampel yang diperiksa negatif mengandung formalin sehingga layak untuk dikomsumsi masyarakat.
E.
SARAN
Sebaiknya sikap penjual yang tidak menggunakan BTP yang
berbahaya harus dipertahankan dan dapat menjadi contoh bagi penjual lainnya
sehingga tidak merugikan kesehatan masyarakat yang membelinya. Ikan teri kering
bebas formalin biasanya cepat busuk dan rusak jika diletakkan di ruangan terbuka,
memiliki aroma dan bau khas, mudah hancur dan rapuh, dan mudah dihinggapi
lalat.
LAMPIRAN
Sampel ikan teri kering |
Menghaluskan Sampel dan menambahkan aquades |
Memindahkan 5 ml ke kelas kimia |
Meneteskan reagen ke sampel |
Mencelupkan 1 detik kertas skala de dalam sampel |
Membandingkan dengan skala warna formalin |
Reagent formalin |
No comments:
Post a Comment