Monday, June 10, 2019

LAPORAN PRAKTIKUM PENANGKAPAN JENTIK DAN NYAMUK DEWASA

Hari, Tanggal  : Sabtu 30 Maret 2019
Tempat            : Sungai Leang-leang Kabupaten Maros
   A.    DASAR TEORI
      1.      Jentik Nyamuk
Nama "jentik" berasal dari gerakannya ketika bergerak di air. Jentik merupakan tahap larva pada nyamuk. Nyamuk akan mengelurakan telurnya di dalam air, setelah itu telur akan menetas menjadi jentik. jentik selanjutnya tumbuh menjadi pupa. Dalam beberapa hari pupa akan tumbuh menjadi nyamuk. Jentik nyamuk sering ditinggalkan oleh induk nyamuk dewasa di genangan air yang tidak tertutupi. Dalam sekali bertelur nyamuk dewasa akan menghasilkan 100 butir telur yang siap menetas menjadi jentik nyamuk. Jentik nyamuk akan menetas setelah dua hari berada di dalam air, dan akan bertahan sampai 6 bulan di tempat kering. Adanya jentik nyamuk mengindikasikan terdapatnya nyamuk di daerah tersebut.
      2.      Nyamuk dewasa
Nyamuk dewasa hidup diluar air, setelah dari larva dan hinggap di tempat atau pada benda-benda tertentu dan dapat terbang. Besar tubuh 6 mm, bentuk mulut memanjang untuk menusuk dan menghisap disebut moncong atau probocis. Di dunia kesehatan nyamuk yang perlu di ketahui adalah Tribus Culicini dan Anophelini. Tribus anophelini di antaranya yang paling penting adalah genus anopheles sedangkan dari Tribud culaini yang penting adalah Genus Aedes, Culex, dan Mansonia. Ada 5 genera yang sering dijumpai di Indonesia yaitu : Aedes, Anopheles, Mansonia, Culex, dan Armigeres. 

  B.     TUJUAN
Untuk mengetahui bagaimana cara pengambilan sampel jentik nyamuk dan nyamuk  secara baik dan benar.

  C.    ALAT DAN BAHAN
a.       Aspirator.
b.      Botol Sampel
c.       Paper Cup
d.      Kain Kasa
e.       Kapas.
f.       Gayung
g.      Karet Gelang.
h.      Label
i.        Pulpen

  D.    PROSEDUR
        1.      Jentik Nyamuk
a.       Telusuri genangan air sepanjang sungai yang terdapat jentik
b.      Ciduk air dengan menggunakan gayung agar jentik nyamuk dapat terambil.
c.       Masukan jentik nyamuk tersebut ke dalam botol sampel yg telah di siapkan, dan tutuplah botol tersebut.
d.      Beri label pada botol sampel.
       2.      Nyamuk dewasa
a.       2 orang dari kelompok kami menjadi umpan badan dan 2 lainnya menjadi penangkap nyamuk.
b.      Tunggulah beberapa saat sampai nyamuk menggigit pada badan anggota kelompok yang menjadi umpan atau hinggap di dedaunan
c.       Jika ada nyamuk yang menggigit/hinggap, tangkaplah dengan menggunakan aspirator dengan cara dekati nyamuk secara perlahan dan hisaplah dengan aspirator.
d.      Tutuplah bagian ujung aspirator dengan jari.
e.       Siapkan paper cup yang telah ditutup dengan kain kasa (kain kasa telah diberi lubang sedikit).
f.       Masukkan nyamuk yang telah berada di dalam aspirator ke dalam paper cup.
g.      Tutup lubang pada kain kasa dengan kapas agar nyamuk tidak terbang.
h.      Beri label pada paper cup agar mudah dalam mengidentifikasi nyamuk.

  E.     HASIL
      1.      Jentik Nyamuk
Hasil yang diperoleh setelah penangkapan sampel jentik pada genangan air pada sungai leang leang untuk keperluan identifikasi adalah diperoleh 8 jentik dengan 2 kali cidukan.
      2.      Nyamuk Dewasa
Hasil yang diperoleh setelah penangkapan sampel nyamuk yang dilakukan pada siang hari pukul 12.15 dengan suhu 30OC dengan kelembaban 69% adalah 7 total nyamuk, sebanyak 5 nyamuk hinggap dan 2 nyamuk menggigit dengan kepadatan:
            MHD  = 2/0,25 x 2
                        = 4 nyamuk/orang/jam

  F.     ANALISA HASIL
      1.      Jentik Nyamuk
Jentik nyamuk biasa terdapat di genangan air yang tidak tertutup. Musim hujan adalah saat yang tepat bagi nyamuk untuk berkembang biak karena semakin banyak genangan air sehingga memberikan lahan bagi nyamuk untuk berkembang biak. Untuk mencegah pertumbuhan jentik pada genangan air sungai dapat dilakukan dengan pencegahan biologi dengan memanfaatkan ikan namun yang paling utama dengan menjaga dan memperhatikan lingkungan sekitar sungai dengan cara  membersihkan daun dan puing karena hal inidapat menciptakan tempat berkembang biak yang sempurna untuk nyamuk.
      2.      Nyamuk Dewasa
Berdasarkan hasil yang didapatkan maka didapatkan hasil penangkapan menggigit  sebanyak 2 ekor nyamuk dan hinggap sebanyak 5 ekor nyamuk. Jumlah nyamuk hinggap lebih banyak dibandingkan dengan nyamuk menggigit hal ini disebabkan nyamuk istirahat pada waktu penangkatan yaitu siang hari khususnya jenis Culex dan Anopheles dan aktif menggigit pada malam hari. Adapun faktor yang mempengaruhi aktifitas nyamuk adalah suhu dan kelembaban. Semakin tinggi suhu udara, kepadatan nyamuk menurun. Semakin kelembaban tinggi kepadatan meningkat. Di sekitar sungai leang – leang kasus penyakit akibat nyamuk culex dan anopheles belum pernah terjadi menurut berita pada media online, hal ini dikarenakan lokasi sungai yg tidak dekat dengan pemukiman dan tidak adanya agent untuk nyamuk menjadi vektor, kabupaten maros sendiri bukan merupakan wilayah endemis penyakit malaria dan filariasis namun tidak menutup kemungkinan suatu saat nyamuk tersebut dapat menjadi vektor penyakit

  G.    KESIMPULAN
      1.      Jentik Nyamuk
Dari hasil dan analisa dapat disimpulkan bahwa jentik yang ditemukan di sungai leang leang sebanyak 8 jentik dengan 2 kali cidukan yang dipengaruhi oleh musim hujan untuk berkembang biak
      2.      Nyamuk Dewasa
Dari praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah nyamuk hinggap lebih banyak dibandingkan nyamuk menggigit, karena aktifitas nyamuk yang beristirahat di siang hari maupun faktor suhu dan kelembapan.

  H.    SARAN
Sebaiknya agar terbebas dari vektor penyebab penyakit perlu dilakukan penanganan dengan cara mengelola lingkungan, yaitu memodifikasi atau membenahi lingkungan, sehingga terbentuk lingkungan yang tidak cocok untuk perindukan dan perkembangan nyamuk. Pengelolaan lingkungan ini tentunya melibatkan masyarakat dalam pembentukan lingkungan sehat. Fokus utama di sini ialah mengubah perilaku masyarakat untuk sadar akan pentingnya menjaga lingkungan sehat.

No comments:

Post a Comment