Hari, tanggal : Senin 15 April 2019
Tempat : Laboratorium mikrobiologi
A. Dasar Teori
Jamur adalah organisme bersel tunggal atau bersel banyak
yang dinding selnya mengandung kitin, bersifat eukariotik, dan tidak
berklorofil. Jamur multiseluler terbentuk dari rangkaian sel yang membentuk
benang hifa bersekat ataupun tidak bersekat yang akan saling sambung menyambung
membentuk miselium. Secara
umum, jamur dibagi menjadi tiga kelas yaitu divisi Zygomycota merupakan jamur
dengan hifa bersekat, divisi Ascomycota merupakan jamur dengan hifa tidak
bersekat dan askuspora terdiri dari 8 spora, serta divisi Basidiomycota yang umumnya
berukuran makroskopis, memiliki tudung (basidiokarp) dan tubuh buah
Jamur hidup secara heterotrof yaitu secara saprofit,
parasit atau simbiosis pada makhluk hidup lain atau pada inang tertentu untuk
memperoleh nutrisi. Pada keadaan tertentu, sifat jamur dapat berubah menjadi
patogen dan menyebabkan penyakit. Hal tersebut menyebabkan harusnya manusia
berhati-hati dalam menjaga kesehatan termasuk juga memilih makanan yang sehat
dan terhindar dari jamur. Berbagai jenis makanan yang sudah ditumbuhi jamur
umumnya akan busuk dan namun tidak basah (berlendir). Apabila jamur dibiarkan
berkembang biak, maka jamur akan membentuk koloni yang dapat dilihat secara
makroskopik serta merusak host atau
inangnya.
B. Hasil
Berdasarkan
praktikum yang dilakukan, genus jamur yang diidentifikasi pada wortel dan
jalangkote adalah fusarium sp .
C. Analisa Hasil
Berdasarkan
hasil praktikum yang dilakukan, genus jamur yang menyerang wortel maupun
jalangkote adalah fusarium sp setelah dibandingkan pengamatan pada mikroskop
dengan gambar yang sebelumnya dikumpulkan dari sumber/referensi yang
memungkinkan jamur tersebut terdapat pada wortel dan jalangkote yang diperiksa.
Adanya jamur karena wortel tidak diperlakukan dengan bahan penghambat
pertumbuhan mikrobia atau mendapatkan kondisi yang sesuai selama penyimpanan,
pengangkutan bahkan sampai ke pemasarannya. Sedangkan pada jalangkote,
penularan penyakit busuk fusarium dapat melalui angina, air dan luka karena
serangga.
Jamur
fusarium sp merupakan parasite lemah artinya hanya dapat menyerang inang yang
sedang berada pada kondisi lemah (peka) karena kekeringan, kekurangan unsur
hara, dan terlalu banyak sinar matahari. Kerusakan yang ditimbukan meliputi
busuk batang dan busuk tangkai. Jamur ini menghasilkan tiga macam toksin yaitu
asam fusaric, asam dehydrofusaric, dan lycomarasmin. Toksin-toksin tersebut
akan mengubah permeabilitas membrane plasma dari sel tanaman inang sehingga
mengakibatkan tanaman yang terinfeksi lebih cepat kehilangan air dari pada
tanaman yang sehat. Saat kontak dengan jamur, tubuh bisa
saja kemasukan toksin yang dikenal dengan mikotoksin (masuk melalui kulit,
lendir, dan saluran udara). Mikotoksin amat berbahaya bagi kesehatan karena
bisa mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Keluhan yang dipicu mikotoksin bisa
menyebabkan alergi, hipersensitivitas, gangguan pernafasan (asma, mengi,
batuk), dan beberapa keluhan berat lainnya seperti kehilangan memori, depresi,
kecemasan, dan masalah reproduksi. Jamur fusarium sp dapat tumbuh dengan baik
pada berbagai media yang mengandung ekstrak sayuran. Mula – mula miselium tidak
berwarna, semakin tua warnanya semakin krem, akhirnya koloni tampak mampu
mempunyai benang.
D. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil dan analisa dapat disimpulkan bahwa genus jamur yang diidentifikasi pada
wortel dan jalangkote adalah fusarium sp yang disebabkan oleh luka (kondisi)
pada sampel.
E. Saran
Bagi masyarkat
agar tidak mengkonsumsi wortel dan jalangkote yang terdapat luka atau cacat serta
telah mengalami perubahan warna dan bau.
F. Sumber
Halimah,
2014, Identifikasi spesies melodogyne pada tanaman wortel ( Daucus corota ), https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/68322/1/2014hal.pdf.
Diakses 14 april 2019.
E.Nugraheni,
2010, Karakterisasi biologi isolat-isolat fusarium sp pada tanaman cabai merah (Capsium
annuum L), https:digilib.uns.ac.id/dokumen /download/14884/Mjk3NTQ=/Karakterisasi-biologi-isolat-isolat-fusarium-sp-pada-tanaman-cabai-merah-capsium-annuum.pdf.
Diakses 15 April 2019