Hari, tanggal : Senin-Kamis, 25-28 Maret 2019
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Kampus
Kesehatan Lingkungan
A. Dasar Teori
E. Coli merupakan mikroflora alami yang terdapat
pada saluran pencernaan manusia dan hewan. Beberapa galur E.Coli yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia adalah enterotoksigenik, enterohaemorgonik,
enteropatogenik, enteroinuasiue, dan enteroagregatif. Enterotoksigenik E.Coli
merupakan penyebab diare pada pada wisatawan yang mengunjungi Negara yang
standar higienitas makanan dan minuman berbeda dari negara asalnya.
Enterohaemorhagik E.Coli akhir-akhir ini diketahui merupakan bakteri pathogen penyebab
foofborne diseases. Kontaminasi enterohaemorhagic E.Coli yang banyak ditemukan
pada sayuran dapat terjadi akibat penggunaan kotoran sapi sebagai pupuk.
E.Coli memiliki ciri berbentuk batang, bakteri gram negative,
tidak memiliki spora, memiliki pili, anaerobic fakultatif, suhu optimum 42oC,
flagella peritrikus, dapat memfermentasi karbohidrat dan menghasilkan gas,
patogenik, menyebabkan infeksi saluran kemih.
Habitat utama Escherichia Coli adalah saluran
pencernaan manusia tepatnya di saluran gastrointestinal dan juga pada hewan
berdarah hangat. Bakteri ini umumnya hidup pada rentang 20-40o C,
optimum pada 37o C. Total bakteri ini sekitar 0,1% dari total
bakteri dalam saluran usus dewasa.
Penyebab diare dan gastroenteritis, infeksi melalui
konsumsi air atau makanan yang tidak bersih. Racunnya dapat menghancurkan sel
sel yang melapisi saluran pencernaan dan dapat memasuki aliran darah dan
berpindah ke ginjal dan hati. Menyebabkan pendarahan pada usus, yang dapat
mematikan anak – anak dan orang tua. E.Coli dapat menyebar ke makanan melalui
konsumsi makanan dengan tangan kotor, khususnya setelah menggunakan kamar
mandi. Solusi untuk penyebaran bakteri ini adalah mencuci tangan dengan sabun.
Untuk Escherichia Coli, penyakit yang sering
ditimbulkan adalah diare. E.Coli sendiri diklasifikasikan berdasarkan sifat
virulensinya dan setiap grup klasifikasinya memiliki mekanisme penularan yang
berbeda – beda.
B.
Hasil
Sampel
|
EC
medium
|
Endo
agar
|
Media
gula-gula
|
TSIA
|
Ket
|
||||
Makanan (Kue Pukis )
|
Negatif
|
Tidak
dilanjutkan
|
Tidak
dilanjutkan
|
Tidak
dilanjutkan
|
Negatif
mengandung E.Coli
|
||||
Minuman
( Kopi susu Dg.Sija )
|
Positif
|
Positif
|
Mal
|
Man
|
Sac
|
Lak
|
Glu
|
Negatif
|
Bukan
E.Coli
|
+AG
|
+AG
|
+AG
|
+AG
|
+AG
|
C.
Analisa
Hasil
Berdasarkan
hasil yang didapatkan
pada pemeriksaan E.Coli
pada sampel kue lapis maka didapatkan
hasil negatif(-) pada media EC
medium sehingga tidak dilanjutkan pada tahap selanjutnya. Bebeda pada pemeriksaan E-Coli pada sampel kopi susu didapatkan hasil tidak mengandung
bakteri e-coli akan
tetapi ditemukaan bakteri
koliform lain yaitu
Enterobacter aerogenes hal ini sesuai pada tabel uji biokimia (media
gula-gula). Bakteri koliform dapat
dibedakan menjadi dua
(2) grup yaitu koliform fecal
misalnya Escerichia coli
yaitu berasal dari
kotoran hewan dan manusia
dan koliform nonfecal yaitu
Enterobacter Aerogenes yang secara
alami berada pada
permukaan kulit dan tumbuhan
yang telah mati. Berdasarkan
Pereturan menteri kesehatan
republik lndonesia No.
1098/Menkes/per/VII/2003
tentang persyaratan higiene sanitasi
rumah makan dan
restoran bahwa angka
kolifom dalam makanan harus nol (0) /
gram. Hal ini pun menegaskan bahwa bakteri patogen
tidak boleh berada
pada makanan seperti enterobacter aerogenes karena dapat
menyebabkan masalah-masalah kesehatan yaitu infeksi saluran kemih, dan infeksi
kulit.
Adapun beberapa faktor yang dapat menyebabkan
keberadaan bakteri tersebut pada kopi susu Dg. Sija yaitu peralatan yang
kurang baik sehingga menjadi
peluang terjadinya kontaminasi, dimana saat pembelian sampel wadah yang
digunakan penjual berupa plastic botol minuman bekas, penjamah makanan yang
tidak bersih dalam melakukan perlakuan pada
makanan tersebut, peralatan yang
digunakan tidak bersih
baik dalam pencucian maupun
penyimpanan, fasilitas sanitasi yang kurang, bahan makanan yang
digunakan tidak bersih dan tempat pengolahan yang
kurang terjaga kebersihannya dan
tidak tertutup sehingga peluang kontaminasi bakteri semakin besar. Oleh
karena itu faktor faktor yang dapat menyebabkan keberadaan bakteri harus
dicegah dengan memerhatikan prinsip higine sanitasi makanan.
D.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan analisa diatas maka dapat
disimpulkan bahwa kopi susu tersebut bukan mengandung E.Coli namun mengandung
enterobacter aerogenes sehingga dapat dikatakan tidak aman dikonsumsi.
E.
Saran
Sebaiknya peralatan yang digunakan oleh penjamah
harus memenuhi standar yang berlaku dan hygiene sanitasi baik dari alat alat
yang digunakan, tempat, maupun dari penjamah harus diperhatikan.
Good
ReplyDeleteKeren
ReplyDelete