Friday, July 5, 2019

LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI E.COLI PADA MAKANAN DAN MINUMAN



Hari, tanggal   : Senin-Kamis, 25-28 Maret 2019
Tempat            : Laboratorium Mikrobiologi Kampus Kesehatan Lingkungan
      A.    Dasar Teori
E. Coli merupakan mikroflora alami yang terdapat pada saluran pencernaan manusia dan hewan. Beberapa galur E.Coli yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia adalah enterotoksigenik, enterohaemorgonik, enteropatogenik, enteroinuasiue, dan enteroagregatif. Enterotoksigenik E.Coli merupakan penyebab diare pada pada wisatawan yang mengunjungi Negara yang standar higienitas makanan dan minuman berbeda dari negara asalnya. Enterohaemorhagik E.Coli akhir-akhir ini diketahui merupakan bakteri pathogen penyebab foofborne diseases. Kontaminasi enterohaemorhagic E.Coli yang banyak ditemukan pada sayuran dapat terjadi akibat penggunaan kotoran sapi sebagai pupuk.
E.Coli memiliki ciri berbentuk batang, bakteri gram negative, tidak memiliki spora, memiliki pili, anaerobic fakultatif, suhu optimum 42oC, flagella peritrikus, dapat memfermentasi karbohidrat dan menghasilkan gas, patogenik, menyebabkan infeksi saluran kemih.
Habitat utama Escherichia Coli adalah saluran pencernaan manusia tepatnya di saluran gastrointestinal dan juga pada hewan berdarah hangat. Bakteri ini umumnya hidup pada rentang 20-40o C, optimum pada 37o C. Total bakteri ini sekitar 0,1% dari total bakteri dalam saluran usus dewasa.
Penyebab diare dan gastroenteritis, infeksi melalui konsumsi air atau makanan yang tidak bersih. Racunnya dapat menghancurkan sel sel yang melapisi saluran pencernaan dan dapat memasuki aliran darah dan berpindah ke ginjal dan hati. Menyebabkan pendarahan pada usus, yang dapat mematikan anak – anak dan orang tua. E.Coli dapat menyebar ke makanan melalui konsumsi makanan dengan tangan kotor, khususnya setelah menggunakan kamar mandi. Solusi untuk penyebaran bakteri ini adalah mencuci tangan dengan sabun.
Untuk Escherichia Coli, penyakit yang sering ditimbulkan adalah diare. E.Coli sendiri diklasifikasikan berdasarkan sifat virulensinya dan setiap grup klasifikasinya memiliki mekanisme penularan yang berbeda – beda.

     B.     Hasil
Sampel
EC medium
Endo agar
Media gula-gula
TSIA
Ket
Makanan  (Kue Pukis )
Negatif
Tidak dilanjutkan
Tidak dilanjutkan
Tidak dilanjutkan
Negatif mengandung E.Coli
Minuman ( Kopi susu Dg.Sija )
Positif
Positif
Mal
Man
Sac
Lak
Glu
Negatif
Bukan E.Coli
+AG
+AG
+AG
+AG
+AG

      C.    Analisa Hasil
Berdasarkan   hasil   yang   didapatkan   pada   pemeriksaan E.Coli pada  sampel  kue lapis maka  didapatkan  hasil  negatif(-) pada media EC medium sehingga tidak dilanjutkan pada tahap selanjutnya. Bebeda pada pemeriksaan  E-Coli pada sampel  kopi susu didapatkan  hasil  tidak  mengandung  bakteri  e-coli  akan  tetapi  ditemukaan  bakteri  koliform  lain  yaitu  Enterobacter aerogenes hal ini sesuai pada tabel uji biokimia (media gula-gula). Bakteri  koliform  dapat  dibedakan  menjadi  dua  (2)  grup  yaitu koliform  fecal  misalnya  Escerichia  coli  yaitu  berasal  dari    kotoran hewan   dan   manusia   dan koliform   nonfecal   yaitu   Enterobacter Aerogenes  yang  secara  alami  berada  pada  permukaan  kulit  dan tumbuhan  yang  telah mati.  Berdasarkan  Pereturan menteri  kesehatan republik  lndonesia  No.  1098/Menkes/per/VII/2003  tentang  persyaratan higiene  sanitasi  rumah  makan  dan  restoran  bahwa  angka  kolifom dalam makanan harus nol (0) /  gram. Hal ini pun menegaskan bahwa bakteri    patogen   tidak    boleh    berada    pada    makanan    seperti enterobacter aerogenes karena dapat menyebabkan masalah-masalah kesehatan yaitu infeksi saluran kemih, dan infeksi kulit.
Adapun beberapa faktor yang dapat menyebabkan keberadaan bakteri tersebut pada kopi susu Dg. Sija yaitu peralatan   yang   kurang   baik sehingga menjadi peluang terjadinya kontaminasi, dimana saat pembelian sampel wadah yang digunakan penjual berupa plastic botol minuman bekas, penjamah makanan yang tidak bersih dalam melakukan perlakuan pada  makanan  tersebut, peralatan  yang  digunakan  tidak  bersih  baik  dalam pencucian   maupun   penyimpanan, fasilitas sanitasi yang kurang, bahan makanan yang digunakan tidak bersih dan tempat  pengolahan  yang  kurang  terjaga kebersihannya  dan  tidak tertutup sehingga peluang kontaminasi bakteri semakin besar. Oleh karena itu faktor faktor yang dapat menyebabkan keberadaan bakteri harus dicegah dengan memerhatikan prinsip higine sanitasi makanan.

     D.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan analisa diatas maka dapat disimpulkan bahwa kopi susu tersebut bukan mengandung E.Coli namun mengandung enterobacter aerogenes sehingga dapat dikatakan tidak aman dikonsumsi.

     E.     Saran
Sebaiknya peralatan yang digunakan oleh penjamah harus memenuhi standar yang berlaku dan hygiene sanitasi baik dari alat alat yang digunakan, tempat, maupun dari penjamah harus diperhatikan.



2 comments: