Friday, July 5, 2019

LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI JAMUR PADA MAKANAN



Hari, tanggal   : Senin 15 April 2019
Tempat            : Laboratorium mikrobiologi
      A.    Dasar Teori
Jamur adalah organisme bersel tunggal atau bersel banyak yang dinding selnya mengandung kitin, bersifat eukariotik, dan tidak berklorofil. Jamur multiseluler terbentuk dari rangkaian sel yang membentuk benang hifa bersekat ataupun tidak bersekat yang akan saling sambung menyambung membentuk miselium. Secara umum, jamur dibagi menjadi tiga kelas yaitu divisi Zygomycota merupakan jamur dengan hifa bersekat, divisi Ascomycota merupakan jamur dengan hifa tidak bersekat dan askuspora terdiri dari 8 spora, serta divisi Basidiomycota yang umumnya berukuran makroskopis, memiliki tudung (basidiokarp) dan tubuh buah
Jamur hidup secara heterotrof yaitu secara saprofit, parasit atau simbiosis pada makhluk hidup lain atau pada inang tertentu untuk memperoleh nutrisi. Pada keadaan tertentu, sifat jamur dapat berubah menjadi patogen dan menyebabkan penyakit. Hal tersebut menyebabkan harusnya manusia berhati-hati dalam menjaga kesehatan termasuk juga memilih makanan yang sehat dan terhindar dari jamur. Berbagai jenis makanan yang sudah ditumbuhi jamur umumnya akan busuk dan namun tidak basah (berlendir). Apabila jamur dibiarkan berkembang biak, maka jamur akan membentuk koloni yang dapat dilihat secara makroskopik serta merusak host atau inangnya.

      B.     Hasil
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, genus jamur yang diidentifikasi pada wortel dan jalangkote adalah fusarium sp .

     C.    Analisa Hasil
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, genus jamur yang menyerang wortel maupun jalangkote adalah fusarium sp setelah dibandingkan pengamatan pada mikroskop dengan gambar yang sebelumnya dikumpulkan dari sumber/referensi yang memungkinkan jamur tersebut terdapat pada wortel dan jalangkote yang diperiksa. Adanya jamur karena wortel tidak diperlakukan dengan bahan penghambat pertumbuhan mikrobia atau mendapatkan kondisi yang sesuai selama penyimpanan, pengangkutan bahkan sampai ke pemasarannya. Sedangkan pada jalangkote, penularan penyakit busuk fusarium dapat melalui angina, air dan luka karena serangga.
Jamur fusarium sp merupakan parasite lemah artinya hanya dapat menyerang inang yang sedang berada pada kondisi lemah (peka) karena kekeringan, kekurangan unsur hara, dan terlalu banyak sinar matahari. Kerusakan yang ditimbukan meliputi busuk batang dan busuk tangkai. Jamur ini menghasilkan tiga macam toksin yaitu asam fusaric, asam dehydrofusaric, dan lycomarasmin. Toksin-toksin tersebut akan mengubah permeabilitas membrane plasma dari sel tanaman inang sehingga mengakibatkan tanaman yang terinfeksi lebih cepat kehilangan air dari pada tanaman yang sehat. Saat kontak dengan jamur, tubuh bisa saja kemasukan toksin yang dikenal dengan mikotoksin (masuk melalui kulit, lendir, dan saluran udara). Mikotoksin amat berbahaya bagi kesehatan karena bisa mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Keluhan yang dipicu mikotoksin bisa menyebabkan alergi, hipersensitivitas, gangguan pernafasan (asma, mengi, batuk), dan beberapa keluhan berat lainnya seperti kehilangan memori, depresi, kecemasan, dan masalah reproduksi. Jamur fusarium sp dapat tumbuh dengan baik pada berbagai media yang mengandung ekstrak sayuran. Mula – mula miselium tidak berwarna, semakin tua warnanya semakin krem, akhirnya koloni tampak mampu mempunyai benang.

      D.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan analisa dapat disimpulkan bahwa genus jamur yang diidentifikasi pada wortel dan jalangkote adalah fusarium sp yang disebabkan oleh luka (kondisi) pada sampel.

      E.     Saran
Bagi masyarkat agar tidak mengkonsumsi wortel dan jalangkote yang terdapat luka atau cacat serta telah mengalami perubahan warna dan bau.

      F.     Sumber
Halimah, 2014, Identifikasi spesies melodogyne pada tanaman wortel ( Daucus corota ), https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/68322/1/2014hal.pdf. Diakses 14 april 2019.
E.Nugraheni, 2010, Karakterisasi biologi isolat-isolat fusarium sp pada tanaman cabai merah (Capsium annuum L), https:digilib.uns.ac.id/dokumen /download/14884/Mjk3NTQ=/Karakterisasi-biologi-isolat-isolat-fusarium-sp-pada-tanaman-cabai-merah-capsium-annuum.pdf. Diakses 15 April 2019



1 comment: